Trip to Gunung Panderman - Gunung Bukan Tempat Sampah

Trip kali ini adalah menapaki dan melihat pemandangan Gunung Panderman. Gunung ini terkenal juga di negeri Belanda, karena nama Panderman diambil dari nama seorang Belanda Van Der Man, yang mengagumi keindahan gunung tersebut pada masanya.

Gunung Panderman memiliki tinggi 2000 meter dari permukaan laut. Bagi mereka yang suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan, dibutuhkan waktu 3 jam untuk mendaki puncak gunung tersebut, dan bisa diakses melaui kota Batu.

Pos pemberhentian pertama saat akan menuju ke Gunung Panderman adalah kawasan Latar Ombo, yaitu sebuah kawasan untuk bumi perkemahan, tapi sayang banyak terdapat sampah berserakan di tebing-tebing sekitar pos watu ombo ini. Pos pemberhentian kedua setelah Latar Ombo adalah kawasan Watu Gede. Dinamakan Watu Gede karena terdapat sebuah Batu Besar di kawasan ini, dan pengunjung bisa menikmati suasana yang sejuk dan pemandangan yang indah kota Malang dan Batu di pos ini pemandangan yang kurang menarik adalah banyaknya coretan-coretan di batu dari para pendaki yg usil.

Berikut para supporting dan motivator #sayawisatawanpeduli











Sekilas terdapat banyak sampah yang hanya dibuang begitu saja di tebing pos pertama.




Mari kawan kita mulai peduli dari sekarang untuk hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, gunung bukanlah tempat sampah, kita boleh menikmatinya tp jangan mengotorinya, hal paling sederhana yg bisa kita lakukan adalah bisa membawa sampahnya turun kembali dan di buang di tempat yang telah disediakan.

Kami tunggu aksi kamu selanjutnya.. #sayawisatawanpeduli

1 komentar:

Ini Cara Menjadi Wisatawan Peduli

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai sekitar 81.000 kilometer serta memiliki pantai-pantai yang sangat indah, yang semuanya diakui oleh dunia internasional. Ini merupakan aset pariwisata yang memikat banyak wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.

Pantai adalah aset pariwisata mayoritas di Indonesia. Jika pantai Indonesia bersih, dipastikan lebih banyak para wisatawan yang akan datang ke Indonesia. Hal itu pun secara otomatis akan meningkatkan perekonomian daerah yang dikunjungi wisatawan. Namun sayang, tidak sedikit kawasan pantai dan laut Indonesia yang tercemar oleh sampah-sampah yang dihasilkan manusia, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Banyak orang kurang peduli lingkungan, yang mengakibatkan sampah tersebar di tempat-tempat wisata. Banyak orang juga tidak menyadari bahwa sampah di pantai atau laut dapat membahayakan makhluk hidup laut serta menurunkan minat wisatawan asing untuk berkunjung.

Wisata Peduli Lingkungan

Sudah saatnya wisata peduli lingkungan menjadi gaya hidup berwisata setiap insan, dimulai sedini mungkin sebelum terlambat. Wisata Ramah/Peduli Lingkungan bisa menjadi cara berlibur tanpa mengurangi suka cita dan kenyamanan, tapi sekaligus tidak menyakiti alam dan bumi kita tercinta.

Hampir satu triliun jumlah wisatawan lintas-negara setiap tahunnya. Jumlah yang fantastik! Namun tanpa disadari, para wisatawan yang hanya singgah sesaat tersebut punya kontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan. Kontribusi itu bisa berwujud emisi karbon yang dihasilkan saat menempuh perjalanan udara, ekosistem alami yang terganggu karena kedatangan manusia, hingga akumulasi pemborosan energi selama Anda menginap di hotel.

Gagasan wisata ramah-lingkungan lantas muncul. Yaitu jenis wisata yang memberi penekanan pada perlindungan alam dan kultur di tempat Anda berwisata. Prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) menjadi pedoman utama. Menjaga kelestarian alam, menghormati tradisi dan gaya hidup setempat, serta berkontribusi positif terhadap komunitas lokal, turut menjadi perhatian. Nah, bagaimanakah caranya? Semoga saran berikut ini dapat membantu.

CIRI WISATAWAN PEDULI LINGKUNGAN:

1. Kemasi bawaan secara ringkas

Setiap 5 kg bagasi ekstra yang dibawa tiap penumpang akan menambah jumlah bahan bakar yang dikonsumsi pesawat terbang, yang artinya menambah emisi karbondioksida. Jadi sebaiknya ringkaslah dalam membawa bawaan!

2. Bawa Perlengkapan Pakai-Ulang

Bawa kantong belanja sendiri yang non plastik sehingga Anda tidak perlu mengonsumsi banyak kantong plastik. Kurangi penggunaan barang-barang sekali pakai, seperti minuman atau kotak makan berbahan styrofoam. Pakailah ulang berbagai benda yang bisa Anda bawa ketika berwisata, seperti botol air mineral.

3. Alat Transportasi

Kereta Api. Jika perjalanan wisata Anda masih bisa ditempuh dengan kereta api, lakukan saja. Sebuah harian di AS menyebutkan, emisi CO2 yang dihasilkan karena penggunaan jasa pesawat terbang sejauh 1.000 km (sekitar jarak Jakarta-Surabaya) per orang. Ini setara dengan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh satu mobil SUV selama setengah bulan perjalanan.
Transportasi Publik. Untuk perjalanan dalam kota, tidak ada salahnya memanfaatkan prasarana transportasi publik, seperti bus kota atau trem. Minimalkan pemakaian taksi atau mobil sewaan. Jika memungkinkan, perbanyaklah berjalan kaki atau bersepeda. Pasti liburan Anda akan lebih berkesan!

4. Pergi ke Toilet Sebelum Terbang

Jika Anda mau berperanserta mengurangi emisi CO2 pesawat terbang, gunakan toilet bandara sebelum terbang. Hindari penggunaan toilet pesawat, karena –Anda boleh percaya fakta ini- bahan bakar yang digunakan untuk menyiram toilet, setara dengan bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan mobil sejauh 9,6 km. Wow, luar biasa bukan?

5. Bijak Saat Berada di Lokasi Wisata

Wisata Alam. Wisata ke pegunungan atau hutan tropis mungkin menjadi pilihan Anda. Berjalanlah dalam kelompok kecil dan jaga langkah agar tetap berada di jalan setapak. Hal tersebut bisa mengurangi tingkat kerusakan tanaman dan kemungkinan gangguan atau kematian binatang-binatang kecil yang disebabkan oleh kaki Anda.
Wisata Bahari. Ketika Anda menyelam, jangan menyentuh koral atau mengambil bebatuan karang. Hal itu bisa merusak ekosistem karang yang rapuh.
Wisata Live In. Selain mempraktekkan prinsip ramah-lingkungan, banyak hal lain yang bisa Anda lakukan demi melestarikan alam dan budaya setempat, seperti: 1. Berbaur dengan penduduk setempat, 2. Luangkan sedikit waktu untuk mengambil sampah yang ditemui di jalan, masukkan ke kantong plastik yang telah dipersiapkan sendiri. Memungut satu-dua sampah akan lebih baik daripada tidak sama sekali, karena sikap peduli lingkungan dimulai dari diri sendiri, bukan? … sekaligus memberi contoh positif pada anak-anak.

6. Bijak Saat Menginap di Hotel

Pilih Hotel/penginapan Ramah-Lingkungan. Hotel bintang empat ke atas kini sudah banyak menerapkan prinsip ramah-lingkungan. Hotel tersebut memakai sistem pencahayaan dan sistem pengairan yang efisien dan mendaur ulang sampahnya sendiri. Jika 10.000 orang menginap di hotel dengan penggunaan toilet, kran air, dan shower yang efisien, maka setiap malam kita bisa menghemat air yang cukup untuk mengisi 11.263 bathtub.
Efisiensi. Mintalah kepada pengelola hotel untuk tidak mengganti seprei dan handuk setiap hari. Hal tersebut akan mengurangi konsumsi air, deterjen dan polusi limbah deterejn. Saat Anda meninggalkan hotel untuk jalan-jalan, jangan lupa mematikan lampu, televisi, pendingin ruangan, dan peralatan elektronika lain.

Peralatan Mandi Pribadi. Botol sabun, shampo, dan lotion hotel yang sudah dibuka –meski hanya terpakai sedikit- pasti langsung dibuang oleh pengelola hotel. Maka bawalah peralatan mandi pribadi, hindari pemakaian toiletries yang disediakan hotel. Jika Anda terpaksa menggunakan toiletries dari hotel, bawa pulang peralatan mandi tersebut dan gunakan sampai habis saat Anda jalan-jalan bahkan ketika Anda sampai di rumah.
Matikan alat elektronik yang tidak perlu. Banyak tamu hotel yang sering melupakan hal satu ini. Televisi, AC, dan lampu tidak dimatikan, padahal kamar kosong. Maka, sebelum Anda keluar dari kamar hotel, ingatlah untuk mematikan alat elektronik.

7. Membawa kantong sampah sendiri

Saat berada di lokasi berwisata, Anda ingin membuang sampah, akan tetapi tidak menemukan tempat sampah, maka langsung masukkan sampah Anda ke kantong sampah yang telah dipersiapkan, baik di mobil, di dalam tas, atau saku Anda. Budayakan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Setiba Anda di hotel atau tempat lain seperti stasiun atau SPBU, baru buanglah sampah tersebut ke tempat sampah.

8. Tidak memetik atau merusak tanaman

Bunga bermekaran memang tampak menggoda untuk dipetik. Tetapi, hal ini hanya akan merusak lingkungan dan keindahan bunga itu sendiri. Jangan memetik apalagi sampai merusak tanaman yang Anda temui saat berwisata. Biarkanlah apa adanya, agar dapat pula dinikmati oleh wisatawan lain.

9. Tidak mengganggu habitat binatang

Sering kali tindakan yang terkesan sepele saat berwisata malah dapat membunuh binatang. Misalnya, saat sedang liburan di pantai, wisatawan suka mengambil kerang-kerang yang bersembunyi di pasir. Banyak dari kerang ini yang sebenarnya masih hidup dan dengan membawanya pulang hanya akan membuat mereka mati.

10. Tidak membeli souvenir dari binatang atau tumbuhan langka

Di beberapa daerah wisata, masih banyak dijumpai souvenir yang berasal dari binatang atau tumbuhan dilindungi. Misalnya, souvenir dari gading gajah. Hal yang banyak ditemukan di Indonesia adalah edelweiss atau bunga abadi yang merupakan tumbuhan dilindungi, tetapi sering malah dijadikan souvenir.

Bagaimanapun, menjadi eco-friendly traveler alias wisatawan yang ramah dan peduli lingkungan, sebenarnya mudah saja. Pepatah lama: “Jangan meninggalkan apa pun selain jejak kaki Anda dan jangan mengambil apa pun selain mengambil foto”, sebaiknya diterapkan mulai sekarang, bukan hanya menjadi slogan semata. Sebab, siapa lagi yang akan merawat bumi indah ini bila bukan kita sendiri? Kasihan anak-cucu Anda kelak bila hanya mewarisi cerita-dongeng tentang keindahan negeri Indonesia tanpa bisa menikmatinya, karena telah rusak oleh sikap tak peduli lingkungan para leluhurnya. Mulai dari sekarang yuk, atau Anda takkan pernah lagi bisa menikmati serta membanggakan keelokan negeri kita ini.

Indah bukan kalau kita mengunjungi tempat wisata yang bersih, dan nyaman. Mari kita mulai awali dari sekarang, dimanapun kita berada selalu ingat akan kata-kata #sayawisatawanpeduli

Sumber: merakwisataindonesia.com

0 komentar:

Jelajah kota pahlawan di Hari Pahlawan

0 komentar:

Trip to Gili Labak Island












0 komentar:

Wisatawan peduli Kuta, pungut sampah bersama anak sekolah


Kepedulian terhadap obyek wisata tidak hanya ditunjukkan oleh warga masyarakat dan juga pelaku pariwisata akan tetapi kepedulian terhadap Kebersihan dan kenyamanan Kuta juga dilakukan oleh wisatawan.


Menjadikan Kuta yang indah, nyaman, aman dan tentram merupakan harapan semua pihak karena itu untuk mewujudkan hal itu harus ada komitmen yang kuat dari semua pihak termasuk stake holder.

Salah satu elemen penting dalam dunia kepariwisataan adalah keamanan, kenyamanan dan keindahan. Masalah kenyamanan dan keindahan salah satu masalah yang pelru mendapatkan perhatian di Kuta khususnya. Salah satu fokus perhatian dibidang keindahan dan kenyamanan adalah keberadan sampah yang berserakan di pesisir pantai.

Masalah sampah menjadi masalah yang belum bisa diatasi oleh pemerintah daerah. Faslitas kebersihan seperti bak sampah dan armada pengangkut sampah hingga saat ini belum disiapkan oleh pemerintah daerah sementara wisatawan butuh kenyamanan dan keindahan obyek wisata yang dikunjunginya itu.  Berangkat dari keprihatinan itu maka salah satu komunitas yang bergerak dibidang pariwisata yakni Asosiasi Lombok Selatan (Asociation South Lombok) menggelar kegiatan bersih bersih pantai (Beach Cleanup In Progress). Kegiatan ini tidak hanya melibatkan para pelaku pariwisata tetapi juga melibatkan wisatawan dan juga anak sekolah di Kuta termasuk juga Siswa Siswi Politeknik asal Singapura.

Kimeng salah satu penggagas terbentuknya ASL mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan sejak terbentuknya ASL beberapa hari lalu. ASL tidak hanya fokus kepada kebersihan pantai saja akan tetapi juga education, cultur, keamanan juga menjadi perhatian dari ASL termasuk juga penyiapan sarana dan prasarana seperti Bak Sampah dan armada pengangkut sampah. “Apa yang dibutuhkan di pantai akan kita siapkan seperti bak sampah, segala kekurangannya itu pelan pelan akan kita penuhi” jelasnya.

Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan Obyek Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan L.Sungkul mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat besar bagi dunia kepariwisataan di Lombok Tengah. Kepedulian dari asosiasi patut di hargai dan diapresiasikan. Sebab masalah kebersihan bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi juga tanggungjawab semua pihak termasuk pelaku wisata. “Memberikan rasa aman dan nyaman adalah tugas kita bersama, kami salut dengan ASL” jelasnya di Pantai Kuta senin 10/11.

Jema salah seorang Bule England mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh ASL. Menurutnya kegiatan ini harus terus berkelanjutan sehingga jangan sampai setengah hati. “Sekarang bersih, besok kotor lagi, kita berharap setiap hari bersih” ungkapnya.

 Pantauan wartawan Ball Event, pelaku pariwisata, wisatawan dan siswa siswi sekolah hingga siswa sekolah menengah atas terlihat antusias terhadap kegiatan tersebut. Mereka sangat senang melakukan kegiatan bersih pantai sayang tidak ada satupun dari aparat pemerintah daerah seperti dari Dinas Pariwisata dan kebudayaan serta dari Pampantai yang ikut terlibat terkecuali Kepala Bidang Destinasi dan pengembangan Obyek Wisata L.Sungkul.

Seandainya hal ini bisa menjadi contoh untuk yang lainnya pastinya tempat wisata negri kita ini akan tetap indah.

Sumber artikel: Sasambonews.com

0 komentar:

Cetak Banner


Copy gambar ini dan silahkan di print pada selembar kertas A4, sebarkanlah pesan positif ini pada teman-temanmu dan silahkan di kreasikan sendiri..


Untuk download filenya langsung saja melalui link di bawah ini.

Download file ms.word A4
Download file banner coreldraw

0 komentar:

Exploring Pantai Klayar Pacitan

Klayar adalah pantai eksotik dengan hamparan pasir putih, batu karang mirip Sphinx, karang bolong, seruling laut dan air mancur alami hingga setinggi 10 meter yang menjadikannya pantai dengan pesona alam yang tiada duanya. 
Di bawah ini adalah salah satu motivator dari pantai klayar, yang juga wisatawan pantai tersebut. Semoga hal ini dapat menjadi inspirasi untuk lainnya karena masih banyak yang kurang peduli dengan sampah yang mereka buang sembarangan, salah satunya juga saya lihat dari petugas sendiri yang jaga di dekat seruling samudra yang masih membuang botol mineral langsung ke dalam laut, meskipun sebagian petugas sudah mengumpulkan menjadi satu tempat.







0 komentar: